Sekalipun Sampah, Tetap Bisa Menjadi Indah

Posted in

Tumpukan sampah di pinggir jalan
Sampah merupakan masalah lingkungan yang sering kita temui sehari-hari. Bahkan bukan hanya berdampak buruk bagi lingkungan, sampah juga memberikan dampak buruk bagi kesehatan karena sampah bisa menjadi sumber bibit penyakit. Ditinjau dari segi keindahan sampah yang berserakan dan tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan estetika. Tanpa kita sadari setiap harinya kita selalu memproduksi sampah hingga beribu-ribu ton. 

Hasil daur ulang  sampah plastik


Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangannya lingkungan hidup, terutama sampah plastik yang pada dasarnya sampah jenis ini sukar untuk terurai. Belum lagi tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya sangat kurang. Khususnya masyarakat di Indonesia yang mayoritasnya masih terbiasa dengan membuang sampah di sembarang tempat. Seperti tradisi membuang sampah di sungai yang dapat mengakibatkan pendakalan yang demikian cepat, sehingga terjadi banjir yang dapat mencemari sumber air permukaan karena pembusukan sampah tersebut. Bila sampah dibuang dengan cara ditumpuk akan menimbulkan bau dan menimbulkan gas berbahaya bagi kesehatan manusia, dan apabila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Dilematika permasalahan sampah ini seakan semakin memprihatikan.

Melihat permasalahan yang makin pelik ini salah satu cara untuk meminimalisir sampah yang makin hari kian menggunung itu adalah dengan mendaur ulang sampah. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri dari kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai. Dalam mendaur ulang sampah terdapat komponen utama dalam manajemen sampah modern (daur ulang) yaitu 3R yang terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau pun fungsilainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Dengan mendaur ulang sampah kita telah ikut serta dalam peduli lingkungan, karena dengan medaur ulang sampah jumlah sampah dapat dikurangi dan diminimalisir dengan begitu pencemaran lingkungan pun dapat berkurang, dengan mendaur ulang juga kita dapat menghemat energy alam sebagai contoh yaitu mengurangi penggunaan kertas, dengan hal itu pula  kita dapat mengurangi pengurangan pohon. Bahkan dengan mendaur ulang sampah kita bisa medapatkan banyak nilai positif, dengan kreasi yang inovatif hasil daur ulang sampah dapat menjadi sumber penghasilan dan input yang menguntungkan, hal tersebut tergantung pada bagaimana kita pandai mengelola sampah dengan baik.

Sebenarnya mendaur ulang sampah tidaklah sulit dan bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja, disamping itu salah satu metode penyelamatan lingkungan yang satu ini terbilang ekonomis atau tidak memerlukan biaya yang besar. Sebagai contoh persiapan H-1 dari siswa-siswi SDN Sekeloa 1 dan 2 Bandung yang menjadi salah satu peserta  GreEnviromental  Movement pada tanggal 7 April 2013 kemarin. Mereka giat berkreasi dan berinovasi dalam mendaur ulang sampah untuk mengkampanyekan peduli lingkungan dan memperlihatkan hasil karya daur ulang mereka ke pada masyarakat luas agar tertarik untuk mendaur ulang sampah sebagai salah satu wujud kepedulian mereka dalam aksi penyelamatan lingkungan.
Siswa-siswi SDN Sekeloa 1 dan 2 menunjukkan hasil daur ulang  sampah plastik
 
Salah satu siswi menunjukkan hasil karyanya 'Bando' dan  'Dress'  yang terbuat dari  sampah plastik
Semangat dan antusias siswa-siswi tingkat sekolah dasar ini setidaknya memberikan cerminan ke pada kita, bahwa mereka saja bisa mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai positif dan yang paling penting adalah cara pengimplementasian mereka dalam rangka peduli lingkungan. Lalu bagaimana dengan kita kawan?

Referensi: Wikipedia.com



Oleh: Endang Lestari|Media Komunikasi